WTI Bertahan di Bawah Area $80,00 di Tengah Kekhawatiran Tingkat Pertumbuhan Tiongkok, Kenaikan Suku Bunga AS
- WTI turun tipis ke $79,85 setelah terkoreksi dari $80,65 di tengah kekhawatiran akan tingkat pertumbuhan Tiongkok dan potensi kenaikan suku bunga AS.
- Pasokan yang lebih ketat yang disebabkan oleh pembatasan produksi sukarela yang sedang berlangsung di Arab Saudi dan Rusia dapat mendukung harga WTI.
- Para pedagang minyak menunggu IMP Manufaktur Tiongkok dan Nonfarm Payrolls AS.
Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar angka $79,85 sejauh ini pada hari Selasa. Harga WTI membukukan kenaikan moderat setelah turun dari $80,68 karena investor tetap khawatir terhadap tingkat pertumbuhan Tiongkok dan kenaikan suku bunga AS lebih lanjut yang dapat mengurangi permintaan minyak.
Sikap hawkish The Fed terhadap potensi kenaikan suku bunga memicu kekhawatiran pada harga WTI. Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan dan bahwa kenaikan suku bunga berikutnya akan ditentukan oleh data. Powell juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat dapat membuka jalan bagi kelanjutan siklus pengetatan. Pada gilirannya, hal ini dapat membatasi potensi kenaikan harga WTI, karena suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman, memperlambat ekonomi, dan mengurangi permintaan minyak.
Selain itu, kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi di Tiongkok dapat membebani permintaan WTI karena Tiongkok merupakan importir minyak terbesar di dunia. Para pelaku pasar akan mengamati rilis Caixin Manufacturing IMP Tiongkok untuk bulan Agustus. Data yang lebih lemah dari perkiraan dapat memberikan tekanan jual pada WTI lebih lanjut.
Sementara itu, pasokan yang lebih ketat akibat pemangkasan produksi sukarela yang sedang berlangsung di Arab Saudi dan Rusia dapat mendukung harga minyak yang lebih tinggi. Arab Saudi dilaporkan telah menyatakan bahwa mereka akan mempertahankan produksi sekitar 9 juta barel per hari hingga September, turun sekitar 1 juta barel dari level bulan Agustus.
Ke depan, para pedagang minyak akan mengamati dengan seksama IMP Manufaktur Caixin Tiongkok untuk bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Jumat. Angka ini diprakirakan akan naik dari 49,2 ke 49,3. Acara penting lainnya adalah data Nonfarm Payrolls (NFP) pada hari Jumat. Acara ini dapat berdampak signifikan pada harga WTI dalam mata uang USD. Para trader minyak akan mengambil isyarat dari data tersebut dan menemukan peluang perdagangan di sekitar harga WTI.